Bilamana
engkau telah mulai besar, lepas dari pangkuan ibumu, engkau mulai
bermain. Engkau berkejar-kejaran dengan temanmu, main
sembunyi-sembunyian, mencari ikan, melalui pematang, menyelisik diantara
padi masak. Di hadapanmu berdirilah bukit dan gunung, sawah berjenjang.
Itulah dia tanah airmu, yang sendirinya walau tak disuruh oleh orang lain, engkau cintai dan engkau rindui. Jika engkau bermusafir jauh, bertahun-tahun engkau meninggalkan tanah air, walaupun engkau di kota yang sangat indah, walaupun engkau berlayar menggunakan kapal besar, walaupun hidupmu senang sentosa dan pencarian terbuka di tempat lain, namun engkau senantiasa teringat pada tumpah darah itu, tempat engkau dibesarkan. Teringat kampung halaman, teringat kawasan perkuburan, tempat orang-orang yang engkau cintai dikuburkan.
Sebab itu dalam mata seorang manusia yang halus perasaan, tiada negeri yang melebihi keindahan tanah airnya: “Hujan emas di negeri orang, hujan batu negeri sendiri namun negeri sendiri tetap teringat jua”.
#
Lembaga Hidup "Kewajiban Bertanah Air".
Itulah dia tanah airmu, yang sendirinya walau tak disuruh oleh orang lain, engkau cintai dan engkau rindui. Jika engkau bermusafir jauh, bertahun-tahun engkau meninggalkan tanah air, walaupun engkau di kota yang sangat indah, walaupun engkau berlayar menggunakan kapal besar, walaupun hidupmu senang sentosa dan pencarian terbuka di tempat lain, namun engkau senantiasa teringat pada tumpah darah itu, tempat engkau dibesarkan. Teringat kampung halaman, teringat kawasan perkuburan, tempat orang-orang yang engkau cintai dikuburkan.
Sebab itu dalam mata seorang manusia yang halus perasaan, tiada negeri yang melebihi keindahan tanah airnya: “Hujan emas di negeri orang, hujan batu negeri sendiri namun negeri sendiri tetap teringat jua”.
#
Lembaga Hidup "Kewajiban Bertanah Air".
0 komentar:
Post a Comment