Lokasi : Camp pengungsi Kuala Cangkoi Foto : Almuzalir Malik Alpasee |
Sudah menjadi trending topic
beberapa pekan ini mengenai terdamparnya manusia perahu di perairan Aceh. 40
hari lebih hidup dalam ketidakpastian arah dan tujuan, terkatung katung di samudera yang biru,terkadang makan dan
minum tidak ada. Bahkan mereka hidup ibaratkan seperti debu-debu yang berterbangan yang tidak tahu arah dan tujuan.di tambahkan
lagi dengan ulah Negara Negara tetanga, Malaysia, Thailand,Indonesia, yang menolak menerima mereka untuk mengadu
mencari suaka politik dan dapat meredam konflik etnis di negaranya. Ribuan
nyawa sudah melayang, ribuan anak anak
yang masih memerlukan kasih sayang orang tua sudah tidak dirasakan, setiap hari
setiap detik darah terus mengalir di negeri muslim ini, setiap saat anak anak menangis
menanyakan bapaknya, banyak isteri yang
kehilangan suaminya begitu juga
sebaliknya. Suasana semakin panas setelah umat budha mengeluarkan perintah
untuk membunuh umat muslim rohingya suasana mulai tidak terkendali, hanya ada
dua pilihan bagi mereka bertahan di tanah kelahiran mati di tangan orang budha atau pergi meninggalkan tanah kelahiranya. Keputusan mereka bulat yaitu meninggalkan
mnyammar dan mencari perlindungan di
Negara Negara tetangga ternyata hal yang mereka bayangkan tidak lam sama dengan
yang mereka impikan.
Mereka diusir dan di tolak di
setiap Negara hingga terkatung katung di
lautan tanpa makanan dan minuman. Langka pasti dan takkan menyerah mereka terus
berjuang demi bertahap hidup.
Hingga suatu hari mereka di selamatkan oleh nelayan nelayan aceh,
sebuah provinsi yang kecil namun berhati besar yang terletak di ujung pulau
sumatera Indonesia.
Langkah yang dilakukan nelayan
aceh patut diacungi jempol, ditengah
aparat TNI mengusir mereka dan menolak mereka namun rakyat aceh bahu membahu
membantu saudaranya sesame muslim yang sedang di timpa musibah, aksi
solidaritas masyarakat aceh terus berdatangandari berbagai pelosok daerah di
aceh,
Posko posko peduli rohingya
tersebar dimana mana dari sabang sampai aceh singkil, bahu membahu untuk
membantu, hingga hari ini sebuah stock
kebutuhan manusia perahu di camp pengusian telah di berikan.
Aceh saat ini merupakan titi
focus dunia dimana disaat krisis ekonomi yang membelit Negeri, dan kesenjangan
social yang sedang marak terjadi dan di saat ini pula nilai nilai keacehan kita
bangkit, untuk tampil dimata dunia bahwa Aceh adalah bangsa pengayom bangsa
yang tertindas, bangsa yang mulia, bangsa yang peduli sesame muslim.
Pujian datang dari berbagai
Negara turki yang berterimakasih kepada rakyat aceh yang telah membantu dan
memuliakan tamunya di tanah serambi mekkah, ini merupaka sebuah hikmah di balik
peristiwa ini dengan adanta peristiwa ini aceh dapat kembali bangkit dari masa
masa yang suram menuju masa yang gemilang seperti pada masa tuaku raja iskandar muda pada abad 16 silam,
Pujian pun datang dari berbagai
penjuru dunia bahkan dari pelajar muslim mesir “elshima”mengatakan ia sangat
senag mendengar berita bahwa aceh bersedia menampung warga rohingya di
negerinya dan dia terus memberi dukungan . kepada rakyat aceh atas langkah
mulia yang mereka perbuat
Sekali lagi terimakasih Aceh
0 komentar:
Post a Comment